Suko Prayitno Adi
Lahir di Blitar, Jawa Timur pada tanggal 15 Maret 1963. Menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Ahli Madya Bidang Geofisika pada tahun 1993, Sarjana Statistika Terapan (S.Tr.) dari Universitas Terbuka UPBJJ – UT Jakarta pada tahun 1992. Melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Dr. Sam Ratulangi Manado, mendapatkan gelar Magister Sains di bidang Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah (IPW) pada tahun 1998. Setelah itu mendapatkan gelar Doktor (Dr.) Administrasi Publik pada tahun 2011 dari Universitas Negeri Makasar (UNM). Spesialis penelitian : (1) Pemanfaatan Data dan Informasi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk perencanaan wilayah; (2) Implementasi Penanggulangan Bencana Gempabumi dan Tsunami.
Sejak tahun 1998 – 2009 mendapatkan Amanah menjadi pejabat Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Palu, Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Makasar, dan Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Angkasapura Jayapura.
Pada tahun 2009 – 2013 mendapatkan Amanah menjadi Direktur Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG) Jakarta. Pada tahun 2014 dengan dukungan Pimpinan BMKG dan berbagai pihak berhasil berinovasi merubah Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG) menjadi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofsika (STMKG). Menjadi Ketua STMKG pertama mulai awal tahun 2014 sampai dengan akhir tahun 2017, secara simultan bersinergi membangun pondasi Pendidikan Tinggi MKG berstandar Internasional sehingga mendapatkan penghargaan Satyalancana Wira Karya berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia melalui KEPPRES RI. 89/TK/TAHUN 2019, tanggal 16 Agustus 2019.
Pada akhir tahun 2017 sampai dengan akhir tahun 2020 (3 tahun) mendapatkan Amanah menjadi Inspektur BMKG, dengan sinergi inovasi berdirinya Klinik Pengawasan dalam rangka penguatan fungsi konsultasi dan menggagas audit secara daring (online) dalam rangka solusi selama masa Pandemi Covid-19. Pada akhir tahun 2020 sampai dengan akhir tahun 2021 mendapatkan Amanah menjadi Deputi Bidang Instrumentasi, Kaliberasi, Rekayasa, dan Jaringan Komunikasi (Inskalrekjarkom). Bersinergi bersama kekuatan BMKG lainnya merintis pabrikasi hasil rekayasa para Pegawai BMKG sedikitnya ada 9 (sembilan) Peralatan Operasional Utama (Aloptama) BMKG dalam rangka mengurangi ketergantungan Peralatan Operasional Utama yang masih impor. Selain itu juga merintis pembangunan Sistem Informasi Multi Bencana Geohidrometeorologi (MHEWS) dengan tujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan informasi MKG.
Pada akhir tahun 2021 sampai dengan April 2023 menjabat sebagai Deputi Bidang Geofisika. Akan bersinergi membangun Sistim Informasi Hilal, peningkatan kualitas dan kuantitas Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami, peningkatan sumber daya manusia (SDM) Pemodelan Tsunami dan Pemodelan Gempabumi Merah Putih serta EEWS (Early Earthquake Warning System).